Ujian Menjadi Orang Tua

Luqmanul Hakim (Uqi) adalah nama putra kami yang saat ini telah berumur 15  bulan. Alhamdulillah, Uqi tumbuh dengan sehat. Namun, dua hari ini Uqi lagi terkena flu dan demam. Untungnya istri saya cepat membawanya ke dokter anak, sehingga flunya tidak sempat berubah menjadi batuk.
Kata dokter si Uqi terlihat seperti tidak sedang sakit, karena ia masih aktif bermain. Padahal suhu tubuhnya sudah mencapai 38,8°C. Karena Uqi sedang sakit, tidur malam saya dan istri juga tidak maksimal. Kami berdua harus bangun bergantian untuk menenangkan Uqi jika ia terbangun dan menangis di malam hari.
Itulah saat-saat kami diuji sebagai orang tua. Dimana kami harus mengorbankan waktu, tenaga dan uang demi anak kami yan tercinta.

--Ikbal Buntaran--

ATM dan sejarahnya

KOMPAS.com – Pernahkah Anda menghitung berapa kali dalam
sebulan pergi ke anjungan tunai mandiri (A utomated Teller Machine/
ATM)? Meski hanya sebuah mesin, kita lebih senang pergi ke ATM
untuk urusan perbankan ketimbang bertemu teller-teller bank berwajah
menawan dengan senyum ramah menyapa.

Siapa yang senang menembus macet dan menghadapi antrean panjang
di bank demi mengambil uang Rp 100 ribu atau transfer Rp 200 ribu.
ATM jauh lebih praktis. Rasanya, di era yang serba praktis seperti saat
ini sulit membayangkan bagaimana hidup tanpa mesin ATM.
Tapi, tahukah Anda, penemuan mesin cerdas ini mulanya tak
diacuhkan. Tak ada yang suka dengan “mesin ajaib” yang bisa
mengeluarkan uang sendiri. Sedikitnya ada tiga nama yang tak bisa
dilepaskan dari perkembangan ATM saat ini, yaitu Luther Simjian, John
Shepherd-Barron, dan Don Wetzel. Ketiganya punya ide yang sama, tapi
mengembangkan penemuannya secara independen.

Tak diacuhkan

Ilmuwan kelahiran Turki, Luther Simjian, adalah orang pertama yang
mencetuskan ide ATM pertama di dunia. Pada tahun 1939 Simijian telah
mengajukan 20 paten terkait temuannya ini, salah satunya adalah nama
Automated Teller Machine. Namun, mesin cerdas Simjian itu kurang
mendapat perhatian masyarakat luas.
Di masa itu, ia berhasil membujuk "City Bank of New York", kini
"Citibank", untuk mencoba mesin pintarnya selama enam bulan.
Penggunaan mesin ini tidak berlanjut. Tidak ada yang berminat.
“Mungkin yang berminat menggunakan mesin ini hanya segelintir
pelacur dan penjudi yang tidak ingin bertatap muka dengan teller bank,”
komentar Simjian setengah frustrasi karena mesinnya tak diacuhkan.
Seperempat abad seteleh ATM Simjian, seorang direktur percetakan
dokumen-dokumen keuangan De La Rue di Inggris, John Shepherd-
Barron, memelopori pembuatan mesin yang bisa mengeluarkan uang
sendiri. Barron menggagas mesin ini karena ia punya pengalaman buruk
dengan bank.
"Aku ingat kembali pada tahun 1965, aku selalu mengambil uang dari
bank pada hari Sabtu pagi. Namun, Sabtu itu aku terlambat satu menit
di bank, dan bank itu tutup..,” kata Barron seperti dikutip
telegraph.co.uk .
Setelah itu, tahun 1968, seorang ahli dari Docutel Corp Texas, Don
Wetzel, mengembangkan ATM berjaringan pertama, yang dikenal
sebagai Docuteller. Seperti halnya Barron, Wetzel juga punya
pengalaman buruk dengan bank. Dia mengaku hilang kesabaran ketika
menunggu giliran dalam sebuah antrean panjang di sebuah kantor
cabang suatu bank. Hasil karyanya tersebut kemudian dipakai oleh
"Chemical Bank of New York" pada tahun 1969.

Tren ATM

Setelah dekade 60-an ATM mulai dikenal luas di barat. Baru tahun 80-an
ATM mulai masuk dan dikenal di Indonesia. ATM pertama kali
digunakan di Indonesia pada 1986 oleh dua bank yakni Hong Kong
Bank dan Bank Niaga.
Mulanya, ATM di Indonesia hanya digunakan untuk transaksi di satu
bank saja. Bahkan, awalnya ATM hanya menggunakan giro dengan
jumlah transaksi yang terbatas.
Namun seiring perkembangan waktu, sejumlah bank di Indonesia mulai
mengikuti jejak Hong Kong Bank dan Bank Niaga. Pada dekade 90-an
pengunaan ATM mulai menjadi tren perbankan.
Tak sampai di situ, ATM kian menjelma menjadi penopang transaksi
bank setelah memasuki dekade millenium dengan hadirnya interkoneksi
ATM antar bank. Saat ini, nasabah yang berbeda bank bisa melakukan
transaksi keuangan hanya dengan melalui mesin ATM milik bank
manapun.

Interkoneksi ATM

Salah satu jaringan ATM antar bank adalah ATM Bersama. Saat ini ATM
Bersama yang dikelola oleh PT Artajasa Pembayaran Elektronik
(Artajasa) sudah beranggotakan 83 bank dan lembaga selain bank yang
sudah terhubung melalui lebih dari 49.000 terminal ATM yang tersebar
di seluruh Indonesia.
Tak hanya itu, ATM Bersama juga sudah terhubung melalui jaringan
interkoneksi MEPS (Malaysian Electronic Payment System) yang
memungkinkan nasabah dapat bertransaksi di Malaysia.
“Market sistem pembayaran bukan lagi di industri perbankan namun
beberapa fitur seperti billing , emoney juga menjadi hal penting dalam
perkembangan sistem pembayaran nasional ke depan,” kata Corporate
Communication Officer Dimas Mulyawan.
Selain ATM Bersama, ada juga ATM Prima yang bisnis pengelolaan
jaringan ATM-nya dikelola oleh Bank Central Asia (BCA), ATM Alto yang
dikelola oleh PT Daya Network Lestari dengan logo Alto, dan ATM Link
yang dikelola oleh PT TelkomSigma yang merupakan anak perusahaan
Telkom.
Dengan perkembangan ATM saat ini, nasabah bisa dengan mudah
melakukan transksi perbankan di berbagai penjuru bumi, baik untuk
menarik tunai, mengirim uang, membayar sesuatu, atau hanya sekadar
mengecek saldo. Ya, rasanya kita sepakat, ATM telah menjadi bagian
penting transaksi keuangan di era modern saat ini.

Penulis: Yoga Sukmana