Panen Pak Jokowi di Pandere



Setelah sekian lama vacum, akhirnya muncul lagi gairah saya untuk menulis di blog ini. Meskipun awalnya sangat berat, namun akhirnya jari-jari ini mampu mengetik huruf demi huruf yang terangkai menjadi kata, kalimat, hingga menjadi paragraf.

Hari ini saya akan bercerita tentang kunjungan Pak Jokowi ke Provinsi Sulawesi Tengah terkait Kunjungan Kerja (Kunker) beliau ke Desa Pandere, Kabupaten Sigi dalam rangka panen sekaligus pengolahan lahan untuk tanam perdana di daerah tersebut. Acara ini merupakan sisipan dari kunjungan utama Presiden Jokowi dalam peresmian Bendungan dan Daerah Irigasi (DI) Gumbasa di Kabupaten Sigi yang merupakan salah satu dari berbagai macam rangkaian kegiatan kunjungan Jokowi di Provinsi Sulwesi Tengah.

Banyak cerita yang melatari kunjungan Jokowi tersebut, khususnya terkait penjemputan tamu dari Kementerian Pertanian RI. Awalnya saya mendapatkan pesan singkat dari aplikasi whatsapp (WA) dari kepala Bidang PSP bahwa besok (26/03) akan ada kunjungan dari Direktur Alsintan dan rombongan. Kontak pribadi yang diberikan kepada saya an. Bpk Sugiran. Dimana dalam isi pesan tersebut saya diminta untuk stand by jika dibutuhkan dalam penjemputan tamu di bandara. Esoknya pada dini hari sekitar pukul 04.00 wita, saya kembali menerima pesan WA dari Bu Kabid bahwa tamu yang akan dijemput akan tiba pukul 06.15 wita. Hal ini membuat saya sempat terkejut, namun mau tidak mau harus tetap siap sedia menjalankan perintah atasan. 

Tibanya saya di bandara, rupanya sudah ada teman-teman dari Dinas Tanaman Pangan dan Hortikulutra (TPH) Provinsi Sulawesi Tengah, Dinas Perkebunan dan Dinas Pertanian Kabupaten Sigi serta dari PT. Pupuk Indonesia Holding Company (PIHC) yang turut menjemput tamu dari Kementan RI. Adapun tamu yang datang tidak hanya Dir Alsintan dan rombongan, namun ada juga Bpk Ali Jamil selaku Dirjen Prasaran dan Sarana Pertanian Kementan RI, Direktur di Dirjen Tanaman Pangan, Kepala BPPSDM Kementan dan tim dari Pupuk Pestisida, yaitu Bu Karmila, Bpk Tri, dan Bu Novi serta rombongan lainnya dari berbagai macam Subdit. Suatu kejutan bagi saya, karena yang saya tau hanya Dirut Alsin saja pejabat yang akan datang. 

Setelah tibanya mereka di bandara, rupanya agenda kunjugan langsung dilanjutkan ke lokasi Kegiatan yaitu Bendungan Irigasi Gumbasa dan Lokasi Panen Desa Pandere, Kecamatan Gumbasa, Kabupaten Sigi. Jarak dari Kota Palu ke Gumbasa sekitar 40 KM atau waktu tempuh sekitar 1 jam. Disiniah cerita serunya dimulai.

Kunjungan ke Bendungan DI Gumabasa tidak begitu lama, hanya berlangsung sekitar kurang lebih 10 menitan. Dilanjutkan rute ke arah Desa Pandere, disinilah lokasi yang akan dijadikan tempat dilaksanakan Panen raya sekaligus percepatan tanam (tanam culik istilah di Jawa). Bermula dari pukul 08.00 wita saat tiba di lokasi Pak Dirjen PSP mulai meninjau lokasi, bahkan sampai turun langsung ke lokasi persawahan. Beliau memeriksa satu persatu secara detail mulai dari Tanaman Padinya, irigasi, kondisi pematang, kondisi gulma yang beliau minta untuk dicabuti satu persatu dengan tangan, rerumputan yang tumbuh disekitar area lokasi pun dibersihkan dengan mesin paras. Parasan rumput dilakukan hingga jam 13.30 wita tanpa jeda. Inilah ujian terberat, dimana aktifitas di lapangan dilakukan di bulan Ramadhan. Tenggorokan serasa sangat kering bahkan untuk menelan ludah sendiri pun sangat sulit. Kegiatan lapangan terus berlangsung sambil menunggu kedatangan Bpk Amran Sulaiman selaku Menteri Pertanian yang juga akan turut meninjau langsung lokasi panen. 

Sekitar pukul 16.00 wita bapak Mentan pun tiba di lokasi didampingi beberapa pejabat, termasuk Kepala Dinas TPH Provinsi dan Kabupaten Sigi. Dalam kunjungannya Pak Mentan terlihat sangat puas dengan kondisi tanama padi dan lokasi tersebut. Sehingga beliau juga berusaha untuk melobi protokol istana agar dapat mengagendakan pak Jokowi agar mampir ke lokasi ini. 

Waktu terus bergulir hingga menjelang buka puasa, rupanya Pak Dirjen PSP sedang menunggu kedatangan Tim Potokol Istana (Protis) ke lokasi, sebab merekalah yang akan menentukan jadi tidaknya kunjungan Jokowi ke lokasi tersebut. Akhirnya mereka tiba di lokasi dibarengi dengan kondisi hujan lebat. Sampai waktu berbuka Pak Dirjen, tim protis dan tim rombongan PSP masih berdiskusi di area persawahan. Sepertinya pak Dirjen berusaha meyakinkan agar Pak Jokowi bisa hadir dalam kegiatan besok (27/03) di Desa Pandere. Dan acara persiapan ini ditutup dengan Buka Puasa bersama tim rombongan Dirjen PSP bersama Bid PSP Dinas TPH Sulteng di restoran Latoratima Desa Kalukubula Kabupaten Sigi.

Tibalah pada hari H, di hari Rabu, 27 Maret 2024 tepat pukul 05.00 wita saya langsung meluncur ke Hotel Rama, tempat tamu dari Subdit Pupuk Pestisida bermalam. Begitu tiba di hotel kami langsung meluncur ke lokasi, suasana jalan masih sepi dari kendaraan. Hanya ada beberapa kendaraan lalu lalang dan pejalan kaki yang baru selesai pulang dari sholat subuh di masjid.

Tidak lama setelah tiba di lokasi, disusul oleh rombangan Pak Dirjen PSP, tim dari BPPSDM, pejabat-pejabat daerah terkait, Bupati, Penyuluh Pertanian Lapangan, serta para petani yang ikut menunggu kehadiran bapak Jokowi.

Sekitar pukul 10.30 Wita akhirnya rombongan Pak Jokowi tiba, disertai sambutan dari semua yang hadir di lokasi tersebut. Aura beliau sebagai orang nomor 1 di Indonesia sangat terpancar membuat kami yang hadir begitu penasaran ingin melihat sosok beliau dari dekat. Beliau juga turut membagikan buku, sembako, kaos, dan amplop kepada petani dan warga yang hadir. Tidak sedikit warga yang meminta berfoto bersama beliau. Disnilah ciri khas beliau yang sangat merakyat, yang sangat dekat dengan masyarakat kecil, sehingga sloga Presiden Wong Cilik sangat cocok disematkan untuk beliau.

Kunjungan beliau ke Sulawesi Tengah mungkin saja menjadi kunker beliau terakhir di daerah ini, mengingat pada bulan Oktober nanti beliau akan melantik Presiden Indonesia ke 08 terpilih yakni Bapak Prabowo Subianto. Semoga kesehatan selalu menyertai para pemimpin-pemimpin kita. Aamiin.

Demikianlah serangkaian cerita saya perihal kunjungan orang nomor 1 di Indonesia tersebut. Semoga catatan ini menjadi memoar  perjalanan hidup sekaligus perjalanan karis saya sebagai Pegawai Negeri Sipil di Lingkup Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Sulwesi Tengah.

-- Ikbal Buntaran --

 


  

  



Bulan depan saya genap 1 tahun menjadi Pegawai Negeri Sipil. SK pengangkatan 80% ter tanggal 1 Maret 2022. Setelah melewati ujian SKD dan SKB dipenghujung tahun 2021 akhirnya tepat tanggal 24 Desember 2021 saya dinyatakan lulus sebagai PNS di lingkungan Dinas Tanaman Pangan dan Hortikuktura Provinsi Sulawesi Tengah.

Sebelumnya selama 10 tahun sejak Maret 2011 saya bekerja sebagai Karyawan Swasta di PT. Agri Makmur (8 thn), PT. Maju Makmur Utomo (1,5 thn) dan PT. Eureeka Great Nusantara (6 bulan). Tiga perusahaan tersebut menjadi tempat belajar bagi saya dalam dunia kerja. Alhamdulillah banyak pelajaran dan pengalaman berharga yang saya dapatkan.

Formasi jabatan yang saya isi pada seleskis CPNS 2021 yang lalu adalah Pengawas Pupuk dan Pestisida, yang secara umum bertugas dalam melalkukan pengawasan terhadap penyediaan, penyaluran, dan penggunaan Pupuk dan Pestisida di Propinsi Sulawesi Tengah. Pengalama 10 tahunsaya di dunia industri benih, nutrisi/pupuk dan pestisda sangat memberikan pengaruh besar pada jabatan tersebut. 


#ASN_Berakhlak #PupukPestisida

Ganoderma "momok" bagi Petani Sawit

 Ganoderma “momok” bagi petani sawit

 Ganoderma adalah organisme eukariotik yang digolongkan ke dalam kelompok jamur sejati karena dapat bertahan lama di dalam tanah. Dinding selnya terdiri atas kitin, namun tidak memiliki klorofil. Jamur ini mendapatkan makanan dengan cara heterotrof, yaitu dengan mengambil makanan dari bahan organik di sekitar tempat tumbuhnya. Organisme ini bersifat saprofitik (dapat hidup pada sisa tanaman) karena akan berubah menjadi patogenik bila bertemu dengan akar tanaman kelapa sawit sehat yang tumbuh di dekatnya.

Jamur ini menjadi momok menyeramkan dalam dunia persawitan. Petani sawit akan merasa terganggu jika penyakit ini sudah menyerang tanaman mereka. Betapa tidak, begitu terjangkit jamur Ganoderma, maka selain produksi Tandan Buah Segar (TBS) mengalami penurunan drastis, pembentukkan bunga dan buah berkurang serta dalam kurun waktu 6 sampai 12 bulan pohon akan mati total serta meninggalkan inokulum Ganoderma yang siap menyerang sawit sehat di sekitarnya dalam jarak radius 200 meter.

Bagaimana ciri-ciri tanaman sawit terkena Ganoderma?

 

1. Lihat daunnya

Tanaman sawit sehat pasti memiliki pertumbuhan vegetatif tanaman lebih baik, dimana warna daun lebih hijau mengkilat. Akan tetapi jika Anda menemukan warna daun yang buram tidak mengkilat, layu seperti kekurangan air, warna daun menguning, serta terdapat bercak-bercak kuning pada daun (nekrosis), dapat dipastikan bahwa tanaman sawit tersebut terinfeksi jamur Ganoderma (penyebab penyakit busuk pangkal batang).


2. Pelepah pucuk pada daun

Jika pada pelepah pucuk paling atas lebih kecil daripada yang ada di bawah, maka dapat dipastikan tanaman tersebut terinfeksi jamur Ganoderma. Kalau gejala ini muncul, dipastikan tanaman sudah memasuki stadium 1.


3. Muncul miselia benang-benang putih

Gejala ini sudah memasuki stadium 2 dari penyakit busuk pangkal batang. Munculnya bisa dilihat dari tumbuhnya benang-benang putih pada pangkal batang dan akar. Pertumbuhan misilia juga menjadikan keadaan daun menjadi kering (nekrosis pada ujung daun).


4. Munculnya basidiokarp di akar

Hati-hati ketika melihat daerah seputar akar dan menemukan bentuk meyerupai tubuh buah jamur Basidiocotina. Kalau basidiokarp muncul, maka penyakit pangkal busuk pada tanaman sawit Anda sudah mencapai stadium 3.


5. Munculnya 3 daun tombak

Seramnya serangan jamur ini semakin parah kalau Anda menemukan 3 daun tombak yang tidak membuka pada pucuk serta berpatahannya pelepah dan anak daun yang mengering.


6. Pelepah Berpatahan

Perlu meningkatkan kewaspadaan jika sudah menemukan pelepah pada tingkat 4, 5, dan 6 sudah berpatahan. Seluruh daun juga akan berpatahan dan menggantung di pohon. Biasanya pada tahap stadium tersebut, pohon sawit sebenarnya tinggal menunggu matinya saja.


7. Tumbangnya Pohon

Daun menjuntai ke arah bawah disertai dengan ciri pangkal tanaman pun ikut patah merupakan tanda tanaman kelapa sawit mengidap penyakit jamur Ganoderma dan telah berada di tahap stadium 4. Ibarat kanker yang sulit untuk disembuhkan pada stadium ini, penyakit ini pun demikian.

Sumber artikel: klik disini