Prinsip Penggunaan Pestisida

Prinsip Penggunaan Pestisida : 
https://sipindo.id/article/prinsip-penggunaan-pestisida-1

Berdasarkan konsepsi PHT, penggunaan pestisida harus berdasarkan pada enam tepat, yaitu (1) tepat sasaran, (2) tepat mutu, (3) tepat jenis pestisida, (4) tepat waktu, (5) tepat dosis atau konsentrasi, dan (6) tepat cara penggunaan.

1) Tepat Sasaran
Tepat sasaran ialah pestisida yang digunakan harus berdasarkan jenis OPT yang menyerang.
2) Tepat Mutu
Tepat mutu ialah pestisida yang digunakan harus bermutu baik.
3) Tepat Jenis Pestisida
Suatu jenis pestisida belum tentu dianjurkan untuk mengendalikan semua jenis OPT pada semua jenis tanaman.
4) Tepat Waktu Penggunaan
Waktu penggunaan pestisida harus tepat, yaitu pada saat OPT mencapai ambang pengendalian dan penyemprotannya harus dilakukan pada sore hari (pukul 16.00 atau 17.00) ketika suhu udara < 30 oC dan kelembaban udara 50-80%.
5) Tepat Dosis atau Konsentrasi Formulasi
Dosis atau konsentrasi formulasi harus tepat yaitu sesuai dengan rekomendasi anjuran karena telah diketahui efektif mengendalikan OPT tersebut pada suatu jenis tanaman.
6) Tepat Cara Penggunaan
Pada umumnya penggunaan pestisida diaplikasikan dengan cara disemprotkan.

 
Sumber : 
1. Modul 3 Pelatihan Penggunaan Pestisida pada Budidaya Cabai Merah, Tomat, dan Mentimun
2. Sipindo.id

Kok Bisa Tanaman Padi Sehat Tetapi Bulirnya Hampa?

Kok Bisa Tanaman Padi Sehat Tetapi Bulirnya Hampa?
https://8villages.com/full/petani/article/id/5eba360f3d77d8286d44a3e0


Tidak sedikit petani yang dipusingkan dengan keadaan dimana kondisi tanaman padinya subur tetapi bagian bulirnya malah hampa atau kosong. Hal ini kebetulan sudah terjadi di beberapa wilayah di kabupaten Klaten, Jawa Tengah.

Menurut catatan BPTP, bulir padi yang tidak berisi penuh dapat disebabkan oleh beberapa faktor, beberapa diantaranya adalah karena tidak menggunakan varietas unggul baru, penggunaan jarak tanam yang terlalu rapat, dan juga kurangnya ketersediaan air pada masa generatif sehingga terjadi pengeringan pada kepala putih.



Selain itu, faktor lainnya juga bisa dikarenakan petani memberikan pupuk secara tidak merata dan seimbang. Dampaknya, pertumbuhan tanaman kurang seragam, ada yang belum bunting, sedang bunting, dan keluar malai.

Tidak hanya itu, setelah ditelusur lebih jauh, ternyata bulir padi yang kosong tersebut bisa juga disebabkan karena terserang oleh penyakit blas dan kresek, meskipun kondisi tanaman padi sudah pada posisi merunduk berbuah dan sudah hampir panen sekalipun.

Beberapa solusi yang dapat digunakan petani untuk mengatasi pengisian bulir yang kosong atau hampa adalah dengan melakukan pemberian pupuk secara tepat waktu sekitar 42-43 hari setelah tanam (HST). Unsur kalium, kalsium dan phospat sangat berpengaruh bagi pengisian bulir.



Kalium menjamin ketahanan dan kekuatan tanaman, merangsang pertumbuhan akar, meningkatkan kualitas bulir padi. Sedangkan kalsium berfungsi untuk mempertebal dinding sel, tahan rebah, dan daya simpannya juga bagus. Sementara, phospat fungsinya sebagai bekal untuk akar yang kuat, pertumbuhan malai yang serempak, pembungaan yang tidak mudah rontok dan pengisian bulir yang sempurna.

Saat pemupukan, dosis pupuk yang dianjurkan adalah sebesar 135 kg nitrogen, 36 Kg P2O5 dan 30 Kg K2O masing masih dengan luasan per satu hektar. Sedangkan, untuk menjaga agar bulir padi tetap bernas sampai ke ujung, maka bisa diberikan fungisida berbahan aktif difekonazol dan azroksitrobin pada usia tanam saat 60, 70 dan 80 HST.



Saat 80 HST bisa ditambahkan juga pupuk pelengkap seperti NPK dan gandasil B. Semprot dengan air kelapa pada batang padi ketika sudah gembung mau berbunga. Karena kalium pada air kelapa sangat membantu proses pembuahan bulir padi.

Baca selengkapnya: Rahasia Padi Bernas

Hal lain yang bisa dihindari adalah dengan tidak melakukan kegiatan menyemrot atau berjalan ke tengah lahan saat tanaman padi masih berada pada fase berbunga 25-75 persen. Hal ini berguna untuk menghindari kontak fisik dengan serbuk bunga agar tidak rontok.



Referensi:

tabloidsinartani.com

paktanidigital.com

news.detik.com

Memoar in 02 Mei 2020, Cerita Malam

Dari sebuah cafe di pinggiran Jln. Kartini, ditemani secangkir kopi khas racikan seorang baristadengan aroma yang wangi. Diawali dengan sebuah bait kalimat pembuka untuk tulisan ini. 
Suasana disaat saya menuliskan tulisan ini, dimana di seluruh dunia kini sedang mengalami bencana kemanusiaan yang luar biasa, yakni bencana pendemi Covid-19, atau Corona Virus. Tidak terkecuali di Kota Palu yang jumlah orang terkontaminasi positif lebih dari 50 orang, sangat mencemaskan. 
Meskipun status kota ini belum diberlakukan PSBB (Pembatasan Sosial Berskala Besar), namun suasana malam ini tidak seperti biasanya. Tepat malam ini adalah malam Minggu. Terlihat orang yang berlalu lalang agak sepi. Oh iya, hampir lupa, saat ini juga bertepatan dengan bulan Ramadhan.
Jangankan pemandangan cafe dan tempat keramaian yang terlihat sepi, kegiatan ibadah sholat tarawih yang biasanya dilakukan di masjid-masjid yang mengiringi malam Ramadhan pun tidak lagi dilaksanakan, kecuali di beberapa masjid saja yang jamaahnya tidak begitu ramai. Dengan alasan adanya virus tadi, kita semua diminta untuk menjaga jarak dengan sesama, atau istilah populernya social distancing.
Agak beruntung bisa menemukan tempat nongkrong seperti ini, entah kenapa mas buka? Apa mungkin si empu cafe punya koneksi dengan aparat pemerintah atau apalah? What ever, intinya saya bisa menuliskan semua ini disini.
Saat ini rupanya Idak tidak hanya saya saja yang nongkrong, ada beberapa anak muda dengan sebuah gitar juga ikut nimbrung. Jadi bingung, dengerin suara music lagu yang dibawakan oleh dua orang mantan personel the Moffatts (music latar cafe), atau lantunan gitar separuh-separuh, alias kadang gitarnya dipetik kadang berhenti, ahhh pokonya agak tidak enak ditelinga, mana yang mau di dengar ya? Untung saja mood malam ini lagi bagus. 
Kembali ke tema tulisan ini, saya pun bingung dengan temannya, apa kira-kira ya? Mungkin kalian yang sedang membacanya sudah ketemu, apa kira-kira yang cocok. Itu terserah pada yang membaca saja, yang penting jari saya saat ini tidak sedang nganggur.
Kalo dibaca tulisan ini, memang masih sangat jauh dari sistematika penulisan yang benar, hehehe... But, it's no problem, karena saat ini saya sedang learning by doing. 
Oke, itu dulu yang saya tuliskan malam ini. Kita jumpa lagi dengan tulisan lainnya.

Hobi dan Tanaman

Pekan ini saya mulai mengumpulkan ide-ide kreatif, terkait aktivitas apa yang nantinya akan dikembangkan. Salah satu ide besar yang saat ini berpotensi untuk dieksekusi adalah budidaya di polibag, baik yang berbahan plastik maupun bahan bekas misalnya karung. Jenis tanaman yang akan ditanam salah satunya adalah timun, sebab tanaman ini termasuk salah satu tanaman yang tergolong mudah dibudidayakan.
Mengapa saya perlu mengembangkan hoby ini, sebab saya berpikiran bahwa inilah hoby yang menunjang ilmu saya sebagai aktivis pertanian. Selama ini ilmu saya di bidang ini hanya sekedar teoritis, namun dalam praktiknya belum teruji secara. selain itu menanam merupakan salah satu bentuk terapi penyembuhan dari stress.
Jangan salah, stress itu bukan hanya karena tekanan hidup, tapi muncul juga akibat kejenuhan yang ditimbulkan akibat aktifitas keseharian yang monoton. Maka perlu ada kegiatan selingan untuk menghindari stress.
Saat ini pula lagi trend budidaya bonsai kelapa, cukup unik, namun bagi saya ini masih terlalu sulit. Jadi pilihan sementara ini yang agak mudah untuk digeluti adalah menanam di polybag. Banyak keuntungan yang bisa saya peroleh apabila saya menjalani aktifitas ini. Salah satunya adalah tanaman yang saya budidayakan bisa menjadi objek percobaan saya terhadap produk nutrisi dan pestisida yang saya pasarkan saat ini.
Demikian dulu tulisan ini. Semoga bisa saya aktualisasikan dalam waktu dekat.
Aamiin


-- Ikbal Buntaran --